Dari Lampung sampai ke Tokyo: Perjalananku menjadi Seorang Pendidik

Oleh: Tofan Adi Prasetyo, S.Pd., Gr., Alumni Prodi, Angkatan 2010

Saya adalah salah satu alumni Prodi Pendidikan Fisika Unila Angkatan 2010. Sejak kecil, saya sudah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pengajar yang dapat memberikan pengaruh positif dalam dunia pendidikan. Meskipun saya berasal dari keluarga sederhana di sebuah desa di Lampung Tengah, impian tersebut tetap menggelora di dalam hati saya.

Saat masih bersekolah di tingkat SMA, saya aktif mengikuti berbagai lomba dan kompetisi di bidang akademik. Saya berhasil menjuarai beberapa di antaranya. Keberhasilan ini memberi saya keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian, dan saya bertekad untuk terus mengejarnya.

Tantangan ekonomi juga menjadi hambatan bagi saya. Namun, betapa bersyukurnya saya ketika saya dianugerahi beasiswa Bidik Misi untuk menempuh Pendidikan S1. Beasiswa ini bukan hanya memberikan saya kesempatan untuk mengejar impian saya, tetapi juga menjadi pendorong semangat untuk terus berusaha dan belajar dengan tekun. Selama kuliah, saya tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif sebagai asisten dosen di kampus. Pengalaman ini memberi saya wawasan yang berharga tentang dunia pendidikan dan menguatkan tekad saya untuk menjadi seorang pengajar yang berkualitas seperti para Dosen Prodi Pendidikan Fisika Unila.

Setelah berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2014, saya sempat berfikir untuk melanjutkan Pendidikan saya di S2 namun saya urungkan sebab saya ingin mencoba pengalaman sebagai guru terlebih dahulu, saya memulai perjalanan karir saya sebagai seorang guru dengan mengajar di sebuah bimbingan belajar selama setahun sebelum akhirnya bergabung sebagai guru di Sekolah Sugar Group Lampung. Di sinilah saya merasakan betapa berharga dan memuaskannya menjadi bagian dari proses belajar mengajar. Bisa dibilang terlalu asyik menjadi guru sesuai cita-cita saya semenjak kecil, saya terus menempuh karir sebagai guru di sekolah ini selama 4 tahun.

Tidak puas dengan pencapaian itu, saya terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Pada tahun 2018, saya berhasil meraih sertifikat pendidik sebAagai guru profesional, yang mengukuhkan kemampuan saya dalam mengajar. Peluang lain kemudian datang. Pada awal masa pandemi, saya berkesempatan untuk menjadi guru di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Sdi Tokyo, Jepang, selama 2020 – 2022. Pengalaman tersebut saya peroleh setelah mengikuti serangkaian seleksi di Kementerian Pendidikan Indonesia, dan bersaing dengan banyak guru dari seluruh Indonesia.

Tantangan ekonomi juga menjadi hambatan bagi saya. Namun, betapa bersyukurnya saya ketika saya dianugerahi beasiswa Bidik Misi untuk menempuh Pendidikan S1. Beasiswa ini bukan hanya memberikan saya kesempatan untuk mengejar impian saya, tetapi juga menjadi pendorong semangat untuk terus berusaha dan belajar dengan tekun. Selama kuliah, saya tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif sebagai asisten dosen di kampus. Pengalaman ini memberi saya wawasan yang berharga tentang dunia pendidikan dan menguatkan tekad saya untuk menjadi seorang pengajar yang berkualitas seperti para Dosen Prodi Pendidikan Fisika Unila.

Setelah berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2014, saya sempat berfikir untuk melanjutkan Pendidikan saya di S2 namun saya urungkan sebab saya ingin mencoba pengalaman sebagai guru terlebih dahulu, saya memulai perjalanan karir saya sebagai seorang guru dengan mengajar di sebuah bimbingan belajar selama setahun sebelum akhirnya bergabung sebagai guru di Sekolah Sugar Group Lampung. Di sinilah saya merasakan betapa berharga dan memuaskannya menjadi bagian dari proses belajar mengajar. Bisa dibilang terlalu asyik menjadi guru sesuai cita-cita saya semenjak kecil, saya terus menempuh karir sebagai guru di sekolah ini selama 4 tahun.

Tidak puas dengan pencapaian itu, saya terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Pada tahun 2018, saya berhasil meraih sertifikat pendidik sebAagai guru profesional, yang mengukuhkan kemampuan saya dalam mengajar. Peluang lain kemudian datang. Pada awal masa pandemi, saya berkesempatan untuk menjadi guru di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Sdi Tokyo, Jepang, selama 2020 – 2022. Pengalaman tersebut saya peroleh setelah mengikuti serangkaian seleksi di Kementerian Pendidikan Indonesia, dan bersaing dengan banyak guru dari seluruh Indonesia.

Sebagai informasi, SILN merupakan unit pendidikan formal di luar negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di setiap negara. SILN bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri, khususnya bagi anak-anak keturunan orang Indonesia asli atau campuran. SILN tersebar di berbagai negara, termasuk di Jepang.

Kurikulum yang diterapkan di SILN merupakan adaptasi dari kurikulum Indonesia yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, khususnya di SILN Tokyo yang menekankan pada pembelajaran yang mencerminkan disiplin dan ketangguhan belajar ala budaya Jepang. Budaya pendidikan Jepang yang mengedepankan nilai-nilai seperti kerja keras, ketelitian, dan penghormatan terhadap guru menjadi bagian integral dari pengalaman mengajar di SILN Tokyo.

Selama dua tahun mengajar di Jepang (2020-2022), saya telah memperoleh wawasan baru yang mendalam tentang dunia pendidikan, membuka cakrawala yang lebih luas dalam karier saya sebagai seorang pendidik. Tugas tambahan sebagai duta Bahasa Indonesia untuk masyarakat Indonesia di Jepang juga memberikan pengalaman berharga. Keseluruhan pengalaman ini telah menjadi bekal penting dalam pengembangan diri saya sebagai pendidik, membawa pulang banyak pelajaran, pengalaman, dan kenangan indah yang akan membentuk praktik mengajar saya di masa depan. Saya percaya bahwa pengalaman ini telah memberikan pencerahan dan memperkaya saya, baik secara pribadi maupun profesional.

Saat ini saya menjadi pengajar di salah satu sekolah dengan kurikulum Cambridge di Bogor, bersama rekan-rekan yang sebagian besar merupakan lulusan universitas terkemuka di Indonesia, seperti UI, UGM, ITB, IPB, dan UPI. Berinteraksi dengan rekan-rekan yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan beragam, memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka. Kami sering bertukar ide, berdiskusi, dan saling mendukung satu sama lain dalam upaya kami untuk meningkatkan mutu pendidikan. Di sekolah ini, saya juga mendapatkan banyak pengalaman tentang kurikulum Cambridge dan kelebihan-kelebihannya. Demikianlah sekilas cerita tentang perjalanan saya. Saya berharap kisah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang sedang berjuang membangun karier di dunia pendidikan. Jangan pernah ragu untuk bermimpi, karena mimpi adalah langkah awal menuju kesuksesan. Jangan merasa rendah diri, karena Anda memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan mereka yang berasal dari universitas ternama di Indonesia. Semangat dan tekad yang kuat akan membawa kita meraih impian kita.